Blogger Widgets

Rabu, 31 Desember 2014

Review 2014

Kuawali dengan doa, semoga tulisan ini menginspirasi.



“Tetap akan pergi merayakan moment tahun baru sementara saudara-saudara kita berduka diluar sana? Banjir di Bandung, tanah longsor, pesawat jatuh.” Aku baca kalimat itu di beranda facebookku.

Aku pribadi hampir mati rasa dengan hari-hari istimewa. Aku tak memikirkan apa yang akan aku lakukan di hari ulang tahunku. Apakah aku akan mendapatkan sesuatu yang istimewa. Aku juga tak terlalu peduli dengan hari ulang tahun teman-teman dan orang-orang di sekelilingku yang membuatku malas mengucapkan “selamat ulang tahun” dan hanya berdoa diam dalam hati untuk mereka, disamping sifatku yang memang cuek tak peduli. Terkecuali hari ulang tahun keluargaku, yang setidaknya aku akan memaksa kedua orang tuaku untuk bersedia pergi keluar walaupun entah pergi kemana. Dan satu lagi HUT RI yang bulan Agustus lalu aku tak ingin merasakan tertinggal siaran upacara di Istana Merdeka meskipun lewat televisi. Intinya, aku hampir mati rasa dan tidak mengerti, apa si istimewanya tahun baru?

Tidak salah kita mengistimewakan hari dan tanggal tertentu. Aku tak menyalahkan siapapun. Buktinya dengan tulisan ini aku juga sedikit mengkhususkan malam tahun baru, yakni dengan Review dan Resolusi, mungkin. Jadi aku harap kalian tak melewatkan moment malam ini tanpa mengucap doa sama sekali. Setiap hari, tak kenal pagi atau malam, kita seharusnnya selalu berdoa, tidak hanya menyalakan kembang api yang hanya bisa dinikmati dalam beberapa menit.

Berdoa dimulai. *abaikan





Review 2014


Akhir-akhir ini tak jarang aku melewatkan malam tanpa menulis diary. Tapi semoga saja aku tak melewatkan untuk menulis semua pelajaran hidup yang aku dapatkan selama tahun 2014.



Di awal tahun 2014, bulan Januari, aku menjalani hari-hariku di kampung halaman, Purwokerto. Membantu ibuku mengurus rumah, latihan pencak silat di SMA dan mulai belajar mengajar adik-adikku lagi di SMA. Dan di bulan ini nenekku berangkat untuk menunaikan ibadah umroh. Alhamdulillah.



Di bulan kedua aku kembali beraktivitas di Jakarta. Sering kali terpikir betapa inginnya aku untuk bekerja memenuhi biaya hidupku di Jakarta sehingga aku tak perlu lagi meminta uang pada orang tua. Sementara itu di organisasi aku diajak untuk berkontribusi di BEM Fakultas, tetapi aku sadar aku bukan orang sekuat itu mengemban 2 amanah sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Jadi aku memutuskan untuk konsentrasi di HIMA Jurusan. Di bulan Februari aku dan teman-teman BPH mulai mempersiapkan bagaimana HIMA di tahun kepengurusan kami. HIMA, JIMAT dan akademik. Semua harus seimbang, itu inginku. Dan tak henti berharap selalu diberi kemudahan. Ada lagi, aku bersyukur karena ALLAH masih melindungi keluargaku karena ibu hampir saja kena tipu, tapi Alhamdulillah masih dilindungi. Februari ini mulai terlihat betapa banyak tugas menanti.



Di bulan Maret aku mulai merasa terusik dengan salah satu teman dekatku yang keras kepala, tapi aku juga belajar. Aku berusaha agar aku tidak berujar “Kau salah”, jika aku sedang bertukar pendapat dengan seseorang. Aku akan ikuti caranya, dan masuki dunianya, kemudian di akhir, itu akan jadi keputusanku apakah pendapat yang tadi kami bicarakan salah atau benar. Yang jelas aku tak ingin menyakiti perasaan orang lain dengan langsung mengatakan bahwa dia salah atau semacam itu. Kita berbagi dan lagi aku tidak suka perdebatan. Selain itu di organisasi, kami sempat mengalami kesulitan mencari ketua untuk kegiatan Rapat Kerja. Sebuah kalimat yang muncul dibenakku, “Susah ya mencari nama dari mahasiswa 2012 untuk menjadi Ketua Raker. Susah!”. Amat susah. Heran, kenapa teman-teman tidak mau mencoba untuk belajar. Haruskah orang, orang ini lagi yang menggerakkan? Tapi akhirnya ada orang yang bersedia, yang aku yakin dia akan lebih maju dikemudian hari dari teman-temannya. Amin. Lalu aku diamanahkan untuk mendukung, membimbing dan mengawasi M.Ichwan, dia teman seangkatanku; Rhino, Nisa, dan Ipeh, angkatan 2013. Terima kasih banyak karena kalian bersedia menerima Ka.Div sepertiku serta bersedia bersama berkomitmen untuk memberikan yang terbaik untuk HIMA dan lingkungan.

Aku menulis diary di tanggal 3 Maret dan ada sebuah tulisan di sana. “Walau bukan kau, tapi kau membuatku sadar bahwa aku hanya menginginkan orang sepertimu”. Ya, aku hanya teringat kembali akan seorang pria yang aku kagumi. Saat itu memang saat pertama kali aku melihatnya. Tetapi saat itu adalah saat dimana ia berbicara, memberi ilmu, memotivasi orang lain dan, dia mengajak kami untuk bermimpi. Nyaman melihatnya. Dan bersyukurlah engkau yang dipimpin imam sebaik beliau. Memang ya, aku selalu senang melihat orang cerdas. XD Satu lagi, aku mencari banyak informasi tentang Yuya Matsushita dan Uehara Takuya. Mereka menginspirasi dan yang terpenting mereka berbakat dan total dalam berkarya. Mungkin diantara kalian ada yang mengenal atau bahkan fans kedua orang itu.

Sementara itu di akademik, beberapa kali temanku meminjam hasil pekerjaan rumahku untuk disalin di hari pengumpulan tugas itu. Kalian tahu apa yang aku pikirkan? Sebal, mungkin. “Hei, ayolah aku berusaha mati-matian mengerjakan itu semalaman di kamar kost, dan kau dengan mudahnya menyalin jawabanku dan mendapat nilai bagus?”. Siapa yang tidak kesal? Tidak, tidak. Sebenarnya aku selalu merasa kasihan jika masih ada anak-anak seperti itu. Mau jadi apa dia saat dia besar nanti. Semasa SMA pun aku menyayangkan teman-temanku yang seperti itu, tapi disisi lain, aku akan berusaha mengatakan “iya” ketika teman-teman meminta izin untuk datang kerumahku dan memintaku belajar bersama mereka. Aku lebih senang dengan teman-teman yang seperti itu. Bayangkan jika semua anak Indonesia seperti itu. Cahaya menanti Indonesia.



Next, kita lihat apa yang aku dapat di bulan April.

UTS. Hei, hei. Hal yang seperti itukah? Tapi UTS semester 100 itu cukup menguras segalanya. Aku merasa benar-benar khawatir. Tapi di bulan ini kami berkenalan dengan orang Jepang melalui dosen kami tentunya, dan saat tanggal 5 beliau mentraktir kami makan. Sangat menyenangkan dan mengenyangkan. Beberapa teman kelasku yang telah mengatakan akan datang mendadak tidak bisa hadir. Dan yang aku dengar diantaranya alasan mereka membuatku ingin tertawa. Benar apa yang sering dibicarakan dosen-dosenku saat itu, anak kelas A pintar tapi sayang attitudenya tidak mereka jaga. Aku pun sangat menyayangkan itu.

Di organisasi, aku mulai dengan menjadi panitia di “Supiichi to Kanji Kontesuto”. Dan, hei, apa kalian pernah mendengar, orang bertipe golongan darah B itu di dalamnya jauh berbeda dengan apa yang terlihat diluar. Itu aku? Ya, aku rasa 80% benar. Tidak sedikit teman-teman yang terkadang menjahiliku, tapi apa yang kulakukan, aku ikut tertawa dengan tawa sama seperti mereka yang tertawa karena puas menjahiliku. Salah satu temanku pernah bilang padaku, aku tidak seharusnya selalu diam. Manusia punya batasan sampai dimana ia bisa menahan semua itu. Dan terkadang aku merasa tidak dihargai. Tapi tetap, aku tahu kalau sebenarnya semua karena diriku sendiri, aku yang salah. Cukup soal itu, karena aku benar-benar bersyukur dengan kegiatan Family Gathering yang diadakan tanggal 12 April. Aku benar-benar bersyukur. Aku merasakannya. Kami mahasiswa Jurusan Bahasa Jepang UNJ, kami pengurus HIMA Bahasa Jepang, dan kami keluarga. Terima kasih, teman.

Aku sempat menegur temanku di sosial media karena aku menyayangkan statusnya yang menurutku tak seharusnya dia mempublikasikan statusnya yang seperti itu. Jika Raditya Dika bilang alay adalah proses menuju dewasa bagaimana jika alaynya tak didasari dengan pikiran yang dewasa apa lagi jika usia orang itu tidak bisa disebut remaja lagi.

Terakhir di bulan April, ada sebuah kata-kata yang aku tulis, “Aku akan ukir jejak hidupku dengan caraku sendiri”.



Lanjut ke bulan ke lima, aku mendapat motivasi dari acara yang aku datangi di Masjid Istiqlal, One Day One Juz. Alhamdulillah. Sementara itu kekuranganku mengusikku. Bagaimana cara mengubahnya? Aku terus memikirkannya. Aku tidak rajin, aku kurang tegas, dan aku tidak peka. Aku terus menyemangati diriku sendiri untuk belajar rajin dan rapi sedikit demi sedikit. Aku mulai tak pernah bisa menyempatkan waktu untuk belajar, padahal bulan Mei itu sedang UAS.



Meluncur ke bulan Juni, dimana UAS sudah berakhir dan PKM Fakultas pun terlaksana tanpa kendala yang berarti. Banyak ilmu yang aku dapat tentunya. Dan aku juga mulai dipusingkan dengan JIMAT.



Bulan Juli aku ada di Purwokerto. Melaksanakan ibadah puasa bulan Ramadhan bersama keluarga. Tapi kalian pikir liburanku seperti apa? Tentu saja liburan yang penuh pikiran. Bayangkan saja bagaimana rasanya meninggalkan HIMA, meninggalkan Kestari, meninggalkan JIMAT. Itu yang di Jakarta. Yang di Purwokerto sendiri pun ada, dari adikku, orang tua sampai adik kelas di SMA. Berat di pikiran memang ketika badanku tak ‘bekerja’. Dan itu lebih melelahkan dan menguras tenaga. Bulan yang ramai dengan Pemilu Presiden dan kabar saudara-saudara kita di Gaza.



Bulan berikutnya bulan dimana mahasiswa UNJ membuka akun siakad mereka dan melihat Kartu Hasil Studi mereka. IP turun dan dipindahkan ke kelas B. Aku hanya bisa pasrah. Itulah hasil dari usahaku yang menurutku benar-benar buruk. Mengemban amanah itu tak mudah, kawan.

Bulan Agustus aku menyaksikan upacara Pengibaran Sang Saka Merah Putih dari televisi. Yang aku pikirkan? Senang, bersyukur. Budaya Indonesia yang banyak dan kekayaan alam yang melimpah. Tapi juga sakit ketika mengingat bangsanya masih butuh belajar lebih banyak lagi. Ingin rasanya Indonesia menjadi negara Adidaya. Amin.



Septemberku menjadi bulan penuh doa. Ya ALLAH, terangi jalan kami. Terangi jalan kami yang sedang berjuang di jalanMu. Kami ingin membahagiakan mereka yang kami sayangi. Kami ingin mengabdi untuk negara yang kami cintai. Kami ingin dekat denganMu dan Rasulullah SAW. Ya ALLAH…
Aku hanya ingin menjadi guru, mengajarkan mereka yang benar-benar membutuhkanku. Aku ingin berjuang untuk adik-adik atau mungkin anak-anakku ini. Aku ingin mereka menjadi pribadi yang baik, berkarakter, bermoral dan memiliki tata krama. Aku ingin semua orang Indonesia mau berjuang bersama untuk membangun negri.

Selebihnya masih sama. Tugas yang menumpuk, batas waktu yang mengejar dan semua soal JIMAT.


Di bulan Oktober kondisi tubuhku sempat turun. Aku harap sesibuk apapun kalian jangan sampai kalian jatuh sakit. 健康、気をつけてね。

Kehadiran orang tuaku ke Jakarta melepas penatku dari rutinitas sehari-hari. Setidaknya aku bersyukur masih bisa melihat wajah tersenyum mereka. Mengunjungi acara pernikahan kakak sepupu di Bandung dan menjenguk adik dari nenek di Cirende.



Bulan November bulannya JIMAT dan saat JIMAT selesai terlaksana bagaimana perasaan teman-temanku ya? Entahlah, mungkin karena sudah terlalu lelah dengan semua persiapannya, aku merasa datar-datar saja di JIMAT 2014. Tapi kualitas kerja panitia cukup bisa aku banggakan. Sekali lagi, terima kasih. Hanya sampai tanggal 2 malam kualitas itu ada, itu yang aku rasakan. Karena evaluasi JIMAT benar-benar tidak efektif. Sayang sekali dan aku harap tak akan terulang lagi.



UAS sedang aku jalani di bulan Desember ini, lebih tepatnya pekan depan di bulan Januari. Semoga saja IPSku naik. Amin.





Lumayan, terlalu panjang dan membuat mood hilang untuk membaca? Haha. Maaf.
Hanya sekedar tambahan, akhir-akhir ini aku sering memikirkan hal-hal seperti, yang aku tulis sebelumnya, Emansipasi Wanita, Hari Raya Natal yang membuatku bertanya bagaimana seharusnya aku yang seorang muslimah bersikap. Semoga ALLAH menerangi jalan kita. Amin.





Jakarta, 31 Desember 2014








Emansipasi Wanita. "Bagaimana di matamu?"

Apa itu emansipasi wanita?




Silahkan cari di mbah google.

Bercanda. J




Bagaimana denganmu? Apa yang akan kau lontarkan sebagai jawaban darimu jika ada orang yang bertanya seperti itu padamu?

Kesetaraan? Persamaan derajat? Atau anti penindasan terhadap wanita? Itu terserah pada kalian, kalian ingin menjawab seperti apa dan bagaimana pandangan diri kalian sendiri tentang emansipasi wanita. Tapi tidak hanya sebatas kata-kata seperti itu saja. Kesetaraan yang seperti apa? Kesetaraan dalam bidang apa? Persamaan derajat yang bagaimana? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu pun akan ikut muncul demi menghilangkan kurangnya pemahaman tentang emansipasi wanita. Dan sekali lagi, seperti apa kalian akan menjelaskannya pada orang lain?


Sebelumnya, kata ‘emansipasi’ sendiri dalam perjalanan masyarakat Indonesia dipelopori oleh Raden Ajeng Kartini. Beliau menggerakkan wanita Indonesia dan berjuang membela rakyat Indonesia. Dengan memberikan pendidikan kepada kaum hawa-lah ia berperang di masa penjajahan.
Itu zaman dulu. Bagaimana dengan zaman modern ini? Cita-cita R.A Kartini itu sudah terwujud. Jadi seperti apa emansipasi wanita yang sesuai dengan zaman ini?



Kembali ke permasalahan awal. Jawaban seperti apa sajakah yang terlontar dari mulut warga negara Indonesia, terutama wanita itu sendiri, ketika di zaman seperti ini ada yang bertanya seperti apa emansipasi wanita itu?

Selama ini pernyataan-pernyataan yang kudengar hampir sama. Awalnya aku setuju, tetapi lama kelamaan itu menjadi pertanyaan di benakku antara benar atau tidak.

Kata mereka wanita itu harus dihargai. Wanita itu tidak boleh ditindas oleh laki-laki. Jika laki-laki bisa sekolah, wanita pun begitu seharusnya. Jika laki-laki mempunyai kesempatan bekerja, wanita pun seharusnya iya. Dan juga, ketika laki-laki mampu menghasilkan uang sendiri, kenapa wanita tidak? Bagaimana menurut kalian?

Lalu aku sharing dengan teman. Ternyata dia pun sependapat. Memang begitulah seharusnya wanita.
Dan apa yang membuatku bingung? Kalau kau gadis atau perempuan yang belum berumah tangga, apa salahnya jika bekerja. Berkarya. Membantu orang lain. Berkontribusi di masyarakat. Menghasilkan sesuatu yang bermanfaat tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain dan lingkungan. それはいいと思います。

Tapi, jika kau seorang wanita yang telah mengikat janji dengan seorang pria? Bukankah tugasmu bertambah? Mengurus rumah. Mengurus anak. Melayani suami. そうでしょう?


Sekarang apa yang akan kau lakukan ketika 1 atau mungkin 2 pekerjaanmu memakan waktumu? Tak sedikit, mungkin akan jadi seharian tanpa henti dari Senin hingga Minggu. Mempekerjakan pembantu? Atau baby sister? Ada yang mengambil pilihan itu. Tapi jangan salah ada juga yang memilih untuk meninggalkan pekerjaannya diluar. Aku salah satunya, jika aku sebagai wanita itu. Kenapa? Bukankah sayang? Pekerjaan-pekerjaan itu memberimu banyak penghasilan. Yang nantinya juga akan kau berikan untuk anak cucumu. Kau juga bisa menabung sendiri. Membeli keperluan pribadimu dengan uang yang kau hasilkan dengan keringatmu sendiri. Yang artinya kau akan benar-benar menjadi sosok wanita mandiri. Wanita yang tidak bergantung pada suami.

Benar, memang. Tapi alasan dari wanita-wanita yang memilih jalan sepertiku mungkin sama denganku. Sebenarnya, alasan yang utama untukku, karena aku ingin akulah yang mendidik anak-anakku. Benar-benar aku dengan tanganku sendiri. Aku tidak akan membiarkan anak-anakku dididik pembantu atau, maaf, jadi anak baby sister. Karena mereka tidak akan paham seperti apa cara mendidik yang aku inginkan. Seperti apa didikan yang akan aku berikan. Jadi aku benar-benar harus melakukannya sendiri.


Atau mungkin ada diantara kalian yang sangat yakin, meskipun kita bekerja kita akan tetap punya waktu untuk mendidik anak. Ditambah mengurus rumah dan melayani suami. Tak apa, itu pilihan kalian. 自分の選択からです。Walaupun aku yakin, didikan seorang wanita yang murni hanya seorang ibu rumah tangga akan berbeda dengan seorang wanita karier, kalau boleh aku sebut. Baik cara maupun hasilnya nanti.
“Lalu untuk apa kau sekolah tinggi-tinggi sampai S1. Kalau hanya akan jadi ibu rumah tangga bukankah tak perlu repot-repot mencari ilmu jauh-jauh?” kata temanku. Lingkungan yang mendidik budi pekerti pertama seorang anak adalah lingkungan keluarga. Yang berarti ayah dan ibunya. Dengan kenyataan ibunya yang akan lebih dekat dengan anak dan akan selalu dicari dan disebut setiap waktu oleh anak. “Ibu… Ibu…”, “Mama…”, “Bunda…”. Bukankah begitu? Ibu, ibu juga yang nantinya akan mendidik anaknya. Lalu bagaimana jika ‘guru di rumah’ ini tidak pandai? Anaknya mungkin saja tak akan sepandai anak-anak sebayanya yang memiliki ibu pandai dan cerdas. Atau budi pekertinya akan lebih buruk dari anak-anak yang dididik budi pekerti yang baik di rumah. Apa lagi, rumah adalah tempat anak dididik dari kecil yang artinya seperti apa budi pekertinya di rumah, seperti itulah sikap, attitude yang akan ia bawa hingga ia besar nanti dan akan mendarah daging. Jadi apa wanita, tidak peduli ia hanya ibu rumah tangga atau wanita karier , tidak perlu pendidikan? Pengetahuan? Mengenyam bangku sekolah? Bagaimana? Logis bukan?



Kita semua tahu, peran wanita itu sangat penting. Kalian pasti sering mendengarnya, dibalik kesuksesan seorang suami ada istrinya yang selalu mendukung dan membantunya. Dibalik suksesnya seorang anak ada ibunya yang selalu berdoa untuknya.


Tuhan itu adil. Laki-laki dan perempuan mempunyai kodratnya masing-masing. Tugas dan peran yang sama-sama penting. Anak-anak yang wanita ini didik adalah pilar-pilar bangsa. Bagaimana mungkin pilar-pilar ini akan kuat jika ia tak punya karakter, tak punya budi pekerti yang baik, moralnya rusak dan tak pandai? Lalu siapa yang disalahkan jika kondisinya seperti itu? Siapa yang patut disalahkan jiga bangsa rusak karena pilar-pilarnya yang lemah? “Didikan siapa si kamu?” pasti itu sindiran yang dilontarkan tetangga jika tahu anak kita berperilaku kurang baik. Hehe.. XP



Aku ingin minta maaf sebelumnya. Aku seorang muslim. Dan semua yang aku sebut sebagai pendapatku di atas adalah yang ingin aku lakukan jika kondisi mendukung. Suami berpenghasilan tetap atau setidaknya cukup untuk menghidupi anak istrinya. Dan jika tidak mendapat izin dari suami untuk bekerja membantunya aku tidak akan bekerja. Intinya aku mengikuti ajaran Islam untuk selalu musyawarah dan terbuka dengan suami, serta yang terpenting meminta izin, dalam hal apapun itu.




では皆さん、secara garis besar kita harus bersyukur bagaimana wanita diperlakukan di masa sekarang ini. Dihargai, bahkan mendapat kesempatan duduk di kursi parlemen. Semua orang setidaknya sudah mengerti bahwa peran wanita itu sangat penting. Terlebih mereka mengerti bahwa wanita mempertaruhkan jiwanya demi melahirkan seseorang yang akan menjadi masa depan bangsa, negara, bahkan dunia. Laki-laki di zaman sekarang pun benar-benar menyayangi wanita dan tak pernah memandangan rendah kaum hawa.



Sekian dari saya. Maaf jika ada yang tersinggung. Sekali lagi, pilihan ada di tangan kalian. Apa yang akan kalian lakukan setelah ini, kemana kalian akan melangkah esok hari, bagaimana masa depan kalian nanti, semua kalianlah yang menentukan. Semoga kita menjadi insan yang bermanfaat. Amin.

Jaya Indonesiaku!


Rabu, 24 Desember 2014

ARCHIVE



LABEL
  • DAILY, entri-entri pendek dimana aku menceritakan hal-hal yang aku alami dalam kehidupan keseharianku.
  • My Mind, lewat tulisan aku mengungkapkan apa yang aku pikirkan mengenai suatu hal
  • REVIEW, pendapatku mengenai sebuah karya dan kilas balik apa yang telah aku lakukan dan kudapat dalam kurun waktu satu tahun.
  • the Gazette, sebuah band visual kei dari Jepang
  • 日本語、日本語でも書いてきたエントリーと訳したもの(歌詞など)




ARTICLE/ENTRI



Zankyou no Terror 「残響のテロル」- Teror dalam Gema

Apakah kalian pernah merasakan diabaikan oleh negara kalian sendiri? Merasa tidak dihargai? Diasingkan? Dibuang? Dianggap tak berguna? Tidak dipedulikan?

Itulah yang dirasakan Nine dan Twelve. Setidaknya itulah yang aku pikirkan tentang mereka.



Nine dan Twelve adalah tokoh utama di sebuah serial anime berjudul Zankyou no terror残響のテロル)atau Teror dalam Gema. Sinopsis yang akan kalian baca dibawah ini adalah bagaimana jalannya cerita dari sudut pandangku dan yang aku tangkap, mungkin akan berbeda dengan yang kalian dapatkan dari internet atau ensiklopedia di internet.



Nine dan twelve melancarkan aksi terror pada negaranya sendiri, Jepang. Mereka ingin Jepang berada seperti saat belum ada teknologi. Mereka ingin semua orang melihat mereka, mengingat mereka, menyadari bahwa mereka pernah hidup.



Dengan durasi 11 episode, aku merasa cerita ini dibawakan dengan menarik, konfliknya tidak dibuat berkepanjangan sehingga tidak ada rasa jenuh. Dan seperti biasa, aku suka cerita cerdas.

Karakter utama yang paling menonjol memang nine, tapi aku lebih menyukai Twelve.



Pertama, karakternya sama denganku. Putih di luar, namun hitam di dalam. Dia murah senyum. Oh tidak, “sering tersenyum”, just it. Dan periang. Tapi siapa sangka ia teroris. Keras dan hitam.


Kedua, ia keren saat mengendarai motornya. XPV



Ketiga, dia manis. ^_^



が、Nearのほうがかわいい。XD


Ada yang aku suka, ada juga yang aku tidak suka. Dan seperti biasa, aku benci perempuan. Mungkin lebih tepat jika aku pakai kata ‘cewek’.



Sampai sini saja, aku harap kalian tertarik untuk menonton animenya. Rekomendasi untuk kalian yang menyukai death note atau detective conan. Dan selama 1 bulan aku tidak bisa move on dari anime ini (baca:dari Twelve). XDDD



Terima kasih. J

Senin, 24 November 2014

ワヤンの存在, Pidato Bahasa Jepang

Yang satu ini UTS. >_<

中間テストにスピーチをしました。
まだ勉強中なので、宜しくお願いします。



~~
こんにちは。
本日はワヤンの存在についてお話したいと思います。

インドネシア人はワヤンを知っているはずです。ワヤンはインドネシアの文化で、人形の影の観覧なんです。インドネシアだけでなく、多くの国に人形の観覧なんかもあります。しかし、インドネシアの人形の影の観覧のは本当のインドネシア文化の話し方と特別な特異があります。2003年11月7日にUNESCOがワヤンは世界の創作大切な話し方芸術で、インドネシアから有名な人形影の観覧になったということを決めました。

それから、どうやって若者がワヤンを価格できますかという問題が出てきました。研究会に人形遣いとしてNanang さん達が若者に認められるようにワヤンの存在について説明しました。Nanangさんにとってそういう仕事は交流の問題をできるために仕事です。それぞれの人形遣いも自分のやり方があります。そういうですからワヤンが進んでいます。問題は分からない人が多いです。基本的な問題は言語です。実は人々が物語りを聞くのが楽しいと思います。ただ、人形遣いと観客が言語を認めなければなりません。

Sandosaというワヤンがそんな問題をできるとNanangさんは言っていました。Sandosaワヤンのはインドネシア語で観覧をして、観覧時間もあまり長くないというワヤンです。ジャヴァ語ができない若者と都会の社会のために創作されました。それに、学校にワヤンを教えてやることになって欲しがっていました。経験によってワヤンが分かって、興味を立つのはいい方だと思うわけです。政府も大切な効果を持っているワヤンをはじめ自分の国の文化を見なさそうです。その効果は道徳や倫理の性格を持てるように働きがあります。でも、ワヤンが失うのは心配することはありません。

私は文化でインドネシアが大好きです。文化がたくさんあって、景色もとてもきれいだと思います。皆さん、自分の国の文化を守って、保存したら、インドネシアは色々な文化を持っている国になっています。なので、未来のために頑張って自分の国の文化を守りましょう。

以上です。ご清聴、まことにありがとうございました。



Terjemahan Bahasa Indonesia

Selamat siang.
Hari ini perkenankan saya menyampaikan pidato mengenai eksistensi wayang.

Orang Indonesia pasti mengetahui wayang. Wayang adalah budaya Indonesia berupa pertunjukan bayangan boneka. Tidak hanya Indonesia, banyak negara yang memiliki pertunjukan boneka. Tetapi, pertunjukan bayangan boneka Indonesia memiliki tutur kata yang merupakan budaya asli Indonesia dan keunikan yang khas. Pada 7 November 2003, UNESCO menyatakan wayang menjadi mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur dan merupakan pertunjukan boneka yang paling tersohor dari Indonesia.

Lalu, muncul pertanyaan bagaimana kaum muda dapat menghargai wayang. Dalam sebuah lokakarya, Nanang selaku dalang dan rekan-rekannya menjelaskan eksistensi wayang agar dapat diterima kaum muda. Bagi Nanang pekerjaan semacam itu merupakan pekerjaan demi menyelesaikan masalah komunikasi. Setiap dalang pun memiliki caranya masing-masing. Karena itulah wayang berkembang. Masalahnya adalah banyak orang yang tidak mengerti.  Secara umum masalahnya adalah bahasa. Sebenarnya semua orang senang mendengarkan dongeng. Hanya saja harus ada kesepakatan antara pendongeng dengan yang didongengi mengenai bahasa yang digunakan.

Nanang mengatakan bahwa Wayang Sandosa mampu menyelesaikan masalah seperti itu. Wayang Sandosa adalah wayang yang ditampilkan dengan Bahasa Indonesia dan durasinya pun pendek. Wayang itu diciptakan untuk kaum muda yang tidak mengerti Bahasa Jawa dan masyarakat perkotaan. Selain itu, ia berharap agar wayang diajarkan di sekolah. Memahami wayang dan menumbuhkan minat melalui pengalaman dirasa merupakan cara yang paling baik. Pemerintah pun dianggap tidak memperhatikan budaya sendiri seperti wayang yang memiliki nilai penting. Nilai itu bekerja membentuk perilaku dengan dasar moral dan etika. Tapi tidak perlu khawatir budaya wayang akan hilang.

Saya sangat menyukai Indonesia karena budayanya. Ada banyak budaya dan pemandangannya pun sangat indah. Hadirin, Indonesia akan tetap menjadi negara yang memiliki bermacam-macam budaya jika kita menjaga dan melestarikannya. Oleh karena itu, ayo kita berusaha menjaganya demi masa depan.

Sekian. Terima kasih atas perhatian Anda.

~~

それから、しつぎおうとに入りました。
質問をうまく答えられていって、良かったです。




じゃ、またね。^_^

Jiyuu Matsuri 2014, "日イ In Wonderland" (bagian terakhir)

おはよう~ \(^O^)/

Hayoo hayooo... siapa yang ga dateng ke JIMAT kemaren,,, pasti nyesel kan~~ Kasiaaaaan~ Hihihi.. XP
Iya dong nyesel karena seru bangeeeeet...

Ada 10.000 pengunjung di JIMAT tahun ini, rame, seru plus, ga ujan... wkwkwk

Di hari pertama kita nari bareng dengan bon odori di iringi siloka plus kembang api-an bareng... seru deeeh...

Dan di hari kedua,, ada glow stick yang nambah warna-warni dunia imajinasi kita...

Ssssst~~
Ada secret performance dari panitia dengan persembahan sebuah lagu "JIMAT NO UTA" duet dengan OBAKE.. Bagus banget,,, di tambah meriahnya hanabi di akhir acara dan 1 lagu bonus dari OBAKE... Yeeeeeeey.....


Widiiiiiih,,, brasa di Dubai~~ XDDD

Odorian bareng Taiko and Yosakoi ^_^


>_<)8

Ga mau ketinggaalan kan cerita-cerita gimana serunya JIMAT kemaren,,,,
Pantengin terus di FB dan Twitter JIMAT ya... ;)b

FB : Jiyuu Matsuri UNJ
Twitter : @JimatUNJ

じゃ、sampe sini aja laporan dari saya. XP
Sampai ketemu di Jimat tahun depan ya... ;)

Kamis, 16 Oktober 2014

アニメについてインドネシア人の考え、Pidato Bahasa Jepang

Mata kuliah percakapan di semester 5 ini, melatih kami untuk lancar berpidato dalam Bahasa Jepang...
Salah satu pidato yang telah saya buat dan saya sampaikan didepan kelas..

会話の授業で、スピーチをやることになりました。まだ勉強中なので、宜しくお願いします。

~~
こんにちは。

本日はアニメについてインドネシア人の考えについてお話したいと思います。

皆さんはアニメを知っていますか。アニメは日本のアニメションです。アニメには特徴があります。それはストーリーや絵画や人物です。今の時代にはアニメがもっと進んでいます。子供から大人までアニメを見たり、漫画を読んだりしています。今、アニメは進んでいるビジネスなので、漫画家になっていると言う夢を持っている人が多いです。

そして、インドネシアではアニメはどうなりますか。最近、テレビであまりやりません。なぜですか、分かりますか。インドネシア放送委員会がナルトをはじめワンピースやブリーチを批評しています。アニメは不適当な上映だと評価しています。暴力ことや無礼な言葉やわいせつなことなので子供に見せるのはだめだと言われています。

そういうわけで、インドネシア放送委員会がアニメは青年や大人の為の上映だということを決めました。それで、子供がアニメを見るのはだめだという親が注意するべきです。しかし、ほとんどのインドネシア社会がアニメは子供の為の上映で、子供がアニメを見ても大丈夫で、注意しなくてもいいと考えられます。そういう事だったら、インドネシア放送委員会が決めたことが無意味かもしれません。

そして、アニメが好き人はどう感じますか。アニメはあまりテレビでやりませんから、もちろんがっかりだと思います。それはインドネシア放送委員会がアニメを批評しているためですか。インドネシア放送委員会はアニメを放送することを禁止したことがありません。インドネシア映画検閲と違います。映画検閲が放送される前に映画や上映や広告をチェックします。でも、インドネシア放送委員会は放送された後、規則を破っているかどうか決めます。

そして、インドネシア放送委員会は放送を見守るという義務があります。子供が大人の上映を見ないように放送を見守ります。不適当な番組があったら、すぐに中止しません。初めはテレビ局を忠告します。チェックしたら、ナルトをはじめアニメをまた放送されることができます。そして、放送時間も注意しなくてはいけません。

私はいいストーリーだし、絵もいいですから、アニメが好きです。アニメは子供だけの上映だという意見にも反対です。多くのアニメは子供の上映ではなくて、子供に注意しなければなりません。しかし、インドネシア社会はそういうことと思っていません。インドネシア社会の考え方を変えなくてはいけないと思います。子供のことをちゃんと見守ったり、アニメが夜に放送されったりしたほうが良くて、子供のために私達ができることをやってみましょう。

それに子供は大人になったら、どんな性格を持っていますか、子供のころ見る上映も影響があります。世界でどちらがいいことですか、分かる人だけがナルトをはじめアニメを見られます。それで、何も分からないから子供はアニメを見るのはだめだと思います。

以上です。ありがとうございました。


Terjemahan Indonesia ~

Selamat siang.

Hari ini perkenankan saya menyampaikan pidato mengenai opini masyarakat Indonesia tentang anime.

Apakah kalian tahu apa itu anime? Anime adalah animasi Jepang. Anime memiliki ciri khas seperti ceritanya, gambar dan tokohnya. Di zaman ini anime sudah semakin maju. Sebagian besar orang Jepang dari anak-anak sampai orang dewasa menonton anime dan membaca manga (komik Jepang). Sekarang, anime menjadi bisnis yang semakin maju dan banyak orang yang bercita-cita menjadi mangaka (komikus).

Sementara itu, bagaimana anime di Indonesia? Akhir-akhir ini anime tidak banyak di televise. Apakah kalian tahu mengapa? Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mencekal anime seperti Naruto, One Piece, Bleach. Anime tersebut dinilai sebagai tontonan yang tidak layak. Anime dilarang ditonton anak-anak karena terdapat unsur kekerasan, kata-kata kasar dan hal-hal porno.

Karena itulah, KPI memberi label anime-anime tersebut adalah tontonan remaja dan orang dewasa. Jadi orang tua seharusnya memperhatikan dan mengawasi bahwa anak-anak tidak boleh menonton anime. Tetapi, sebagian besar orang tua di Indonesia berpikir bahwa anime adalah tontonan anak-anak sehingga tidak mempermasalahkan jika anak-anak menonton anime dan tidak mengawasinya. Jika seperti itu mungkin keputusan KPI tidak ada artinya.

Lalu bagaimana perasan orang-orang yang menyukai anime? Karena anime tidak ada lagi di televise mereka pasti kecewa. Apakah itu disebabkan karena KPI mencekal anime tersebut? KPI tidak pernah melarang penyiaran anime. KPI berbeda dengan Lembaga Sensor Film (LSF). LSF memeriksa film atau iklan sebelum disiarkan. Tapi KPI memutuskan apakah terdapat pelanggaran atau tidak setelah disiarkan.

KPI memiliki tugas mengawasi penyiaran. KPI mengawasi agar anak-anak tidak menonton tontonan orang dewasa. Jika ada progam televise yang tidak layak KPI tidak langsung menghentikannya. Mulanya KPI memperingatkan stasiun televise tersebut. Anime seperti Naruto bisa disiarkan kembali tetapi setelah diperiksa. Jga harus diperhatikan jam tayangnya.

Saya menyukai anime karena ceritanya yang bagus dan gambarnya bagus. Saya tidak setuju dengan pendapat yang menyatakan bahwa anime hanya tontonan anak-anak. Karena kebanyakan anime bukan tontonan anak-anak, maka anak-anak perlu diperingatkan. Tetapi masyarakat Indonesia tidak berpikir seperti itu. Saya pikir cara berpikir masyarakat Indonesia harus diubah. Sebaiknya kita benar-benar mengawasi anak-anak, anime disiarkan di malam hari, dan ayo kita lakukan hal yang bisa kita lakukan demi anak-anak.

Tontonan yang mereka tonton saat kecil pun memberikan pengaruh seperti apakah sikap atau kepribadian mereka saat mereka beranjak dewasa. Hanya orang yang mengerti mana hal yang baik di dunia ini yang bisa menonton anime. Anak-anak tidak boleh menonton anime karena mereka tidak tahu apapun.

Sekian. Terima kasih.
~~


じゃ、またね。>_O)b

Mekakucity Actors (opening)

Jiyuu Matsuri 2014, "日イ In Wonderland" (bagian kedua)



Wah,,, lama banget ni Nida ga update lagi...
Gimana kabar Jiyuu Matsuri????
Penasaran kaaaan...

Ok, langsung saja,,,
Ini dia poster utama Jiyuu Matsuri 2014~~~


Waaaa,,, liat konten-konten acaranya pasti bakalan seru banget Jimat tahun ini, jadi ga sabar kan,,, XD
Apalagi yang pada ikutan lomba-lomba,,, pasti dokidoki,,, deshou???? XP

Adek-adek yang masih pake seragam putih abu-abu,,, bakal bersaing dengan peserta lain yang datang dari seluruh Jabodetabek dalam Lomba Akademik Jimat 2014..... ^O^)9


Ga kalah seru,, di lomba umum yang pastinya akan penuh perjuangan... ><)8 *besok2 Nida mau ikut lomba makan ah.. XP
Di tambah lomba-lomba yang baru untuk tahun ini, sesuai dengan tema, kita bisa mengeksplore kreativitas kita di sini,,, Jiyuu Matsuri,,, Penuh Ekspresiii... XDD

























Waaaaaah,,, bakalan rame niiiii...... ><)8





Ok, saatnya moment-moment penting niii,,, sebagai pembukaan Jimat,,,, yup! SEMINAR JIYUU MATSURI 2014!!!
Tahun ini mengangkat temaaaaa~~~


"Ukir Imajinasi, Bangun Asa, Wujudkan Mimpi dengan Komik",,, mengundang pembicara yang super ni,, Suryo Laksono, salah satu Komikus re:ON,, gimana ga kereeeen... ^O^)b

Dengan harga terjangkau ni,,, kita bisa ikut berpartisipasi membuka bunkasai yang kita semua nanti-nanti,,, pembukaan JIYUU MATSURI 2014....


Waduh,, ga sabar pasti dateng ke eventnya,, ayo,, ajak temen, keluarga, pacar, tetangga,, warga satu RT kalo perlu untuk ikut meramaikan acara tahunan dari mahasiswa Bahasa Jepang UNJ ini...
Jangan lupa ikuti juga lomba-lombanya.. ;)b

Nida tunggu di TKP ya,, kita bisa foto bareng di stand yukata,, Tehe~ >_0)V

OK,, sampe sini dulu celoteh rianya,, sampai ketemu lagi,,

自由祭りで会いましょう~\(^O^)/



Jiyuu Matsuri 2014, "日イ In Wonderland" (bagian pertama)
Jiyuu Matsuri 2014, "日イ In Wonderland" (bagian terakhir)

Jumat, 05 September 2014

Jiyuu Matsuri 2014, "日イ In Wonderland" (bagian pertama)



Tau Jimat UNJ? Ada yang tau, ada yang engga. Sebagian besar pecinta jejepangan domisili Jabodetabek pasti tau..

Jiyuu Matsuri UNJ atau yang lebih dikenal Jimat UNJ, adalah festival kebudayaan Indonesia - Jepang. Acara ini meliputi seminar, workshop, lomba akademik SMA dan se-derajat, lomba umum, dan banyak demo kebudayaan. Acara ini di selenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Bahasa Jepang Universitas Negeri Jakarta. Dan lagi acara ini diselenggarakan setiap tahun dong... Dan untuk tahun ini Jiyuu Matsuri mengusung tema "日イ In Wonderland" yang artinya Jepang dan Indonesia dalam Dunia Fantasi.. Yeeeee... \(^O^)/
Waduuuuh, kebayang ga si serunya nanti bakal kaya gimana... ><)8

Nah, pasti minna-san penasaran kan,, emang kapan si?, dimana? ..
Ok.. ok..
Jadiii,, Jiyuu Matsuri ini akan di selenggarakan tanggal 1-2 November 2014 bertempat di Kampus A Universitas Negeri Jakarta, Rawamangun Muka, Jakarta Timur.

Pingin tau juga dong,, acara lomba-lomba yang seabreg itu ada apaan aja???. Ups, tapi sekarang saya mau kasih tau Pra Eventnya dulu nih..
Yup,, Jiyuu Matsuri pun ada Pra Eventnya. Yakni Kompetisi Band, Dance Cover, Karaoke, dan Jingle.

Ini dia posternya...


Ayoooo,,,, yang punya band..... Bisa bikin jingle..... Suka ngdance.... Punya suara bagus.... Ikutaaaaaaaaaaan... ><)8
Mumpung belum ditutup pendaftarannya.. ;)b

Hm,, kalo saya si mimpi bisa bikin jingle sendiri.. Tehee.. ;PV
Kalo kamu gimana?? XD


Ya udah deh,, kalo mau tau info lebih lanjut bisa langsung dibuka aja blog Jimat-nya...


Jya, sampe ketemu dengan kabar selanjutnya mengenai Jiyuu Matsuri UNJ. Mata ne.. >__0)V

Kamis, 12 Juni 2014

Mendidik Kebiasaan Baik untuk Lingkungan

Sampah menjadi penyebab banyak permasalahan di lingkungan, salah satunya banjir. Bencana yang identic dengan Ibukota Jakarta. Setiap tahun dalam dua tahun terakhir sebagian besar wilayah di Ibukota Jakarta terendam banjir saat musim penghujan tiba. Sampah yang menumpuk dan warga yang membuang sampah sembarang ke sungai merupakan salah satu penyebab terjadinya banjir. Sistem perairan yang tersumbat dan sungai yang semakin lama semakin dangkal. Kebiasaan membuang sampah sembarangan menjadi masalah kecil yang merugikan berjuta-juta masyarakat Indonesia. Kebiasaan buruk tersebut bukan permasalahan bagi segelintir orang saja. Kebiasaan buruk lahir dan hampir mendarah daging pada diri seseorang dikarenakan kebiasaan yang tumbuh sedari kecil. Tak hanya kebiasaan baik, banyak masyarakat yang memiliki kebiasaan buruk karena pendidikannya sejak kecil.

Membuang sampah pada tempatnya serta menjaga kebersihan lingkungan memang terdengar mudah. Namun jika itu bukan merupakan kebiasaan yang ada pada diri sendiri akan menjadi beban yang berat. Oleh karena itu, langkah awal yang seharusnya dilakukan adalah menanamkan kebiasaan baik sejak dini. Pendidikan karakter dan budi pekerti sebenarnya telah ada sejak dulu dalam sistem pendidikan di Indonesia. Hanya saja, Indonesia terus-menerus menguatkan teori tanpa adanya praktek. Mengintip sistem pendidikan di Negri Sakura, anak usia SD kelas 1 hingga 3 tak dibebani dengan pelajaran dan tas yang berat berisi bermacam-macam buku teks, tetapi mereka di bentuk kebiasaan, kepribadian, dan moralnya. Menjaga kebersihan kelas dan sekolah mereka sendiri, dengan usaha dari pendidik agar siswa mereka menanamkan pada otak dan hati mereka bahwa kelas dan sekolah tersebut adalah milik mereka. Barang kepunyaan sendiri sudah semestinya untuk kita jaga kondisi dan kebersihannya. Seperti itulah pemikir-pemikir Jepang menanamkan kebiasaan baik pada anak. Dari kelas 1 SD hingga 3 SD bukan waktu yang singkat memang. Namun berkat itulah kebiasaan baik membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan mampu mendarah daging pada semua warga negara Jepang. Selain itu, guru dalam jenjang pendidikan ini bukan hanya bertindak sebagai orang yang menyuruh siswanya membersihkan dan menjaga kebersihan kelas serta sekolahnya. Guru juga berperan sebagai tauladan atau panutan. Dengan kata lain, guru ikut melakukan hal-hal yang siswa-siswanya lakukan. Atau dapat kita katakan guru yang pertama akan melakukan disusul siswa-siswanya yang tentu disertai ajakan sang guru agar siswa-siswa berminat untuk ikut serta. Selain itu, ajakan merupakan hal yang sangat mudah dipahami ketika kita diharuskan memasuki dunia peserta didik agar peserta didik tersebut mudah kita bawa ke dunia pendidik.

Tak hanya anak-anak, orang dewasa pun enggan membuang sampah sembarangan ataupun melanggar rambu lalu lintas di jalan bukan karena orang lain atau polisi melihat mereka. Alasan satu-satunya hanyalah anak-anak. Orang dewasa enggan melakukannya karena anak-anak akan melihat mereka. Bagi negara yang warganya menganggap pendidikan anak sangatlah penting, mudah saja mencari alasan mengapa mereka menghindari kebiasaan buruk sebisa mungkin. Karena negara pulalah mereka enggan melakukannya. Karena saat anak-anak melihat orang dewasa membuang sampah sembarangan, anak-anak akan mencontohnya dan akan menumbuhkan kebiasaan buruk dibenak mereka. Anak yang tumbuh dengan kebiasaan buruk adalah cerminan negara mereka di masa depan. Mudah mungkin sepertinya untuk diterapkan pada anak-anak karena akan sulit mengubah sifat dan kebiasaan pada orang dewasa yang sudah bertahun-tahun hidup dengan kebiasaan yang entah baik atau tidak. Namun dengan adanya penyadaran dari orang lain, setidaknya akan timbul niat kita untuk membuang kebiasaan buruk dan mencoba melatih kebiasaan baik.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Individualisme seakan mulai merebak dimasyarakat. Hanya memikirkan kepentingan diri sendiri dan tak pernah sesekali melihat lingkungannya. Tak pernah memperdulikan anak-anak dan masa depan bangsa. Tak pernah mau menyadari bahwa masa depan bangsa berada di tangan diri kita sendiri. Masyarakat Indonesia tidak akan memikirkan bagaimana pandangan dan pendapat anak-anak saat melihat mereka membuang sampah sembarangan ataupun merusak lingkungan. Masyarakat Indonesia tak pernah memikirkan hal sekecil itu. Hal kecil yang dapat berdampak besar pada masa depan Bangsa Indonesia.

Sifat individualisme masyarakat Indonesia tak lepas dari sifat konsumtif yang sudah berlebih. Masyarakat Indonesia sudah dimanjakan dengan segala fasilitas yang ada yang didatangkan dari luar negri. Konsumtif yang berujung pemborosan, mengkonsumsi produk luar negri tanpa mau melirik sedikit pun produk dalam negri juga produk-produk anak bangsa sendiri, akan menjadi penghancur masa depan bangsa jika tidak ada kesadaran diri. Mungkin masyarakat kalangan atas berpikir bahwa kepandaian dan kesuksesan mereka layak dihargai dengan produk-produk branded tersebut. Namun tidak adanya kesadaran diri mereka bahwa mereka sedang di jajah bangsa asing sedikit demi sedikit adalah kebodohan yang paling fatal. Sesuatu yang berlebihan memang selalu berdampak negatif. Begitupun dengan sifat konsumtif masyarakat Indonesia yang menimbulkan individualisme yang pada akhirnya tak ada satupun masyarakat Indonesia yang sadar bahwa masa depan bangsanya berada ditangannya sendiri. Tak akan pernah timbul kesadaran bahwa lingkungan membutuhkan perhatian semua lapisan masyarakat agar lingkungan tak enggan dengan masyarakat Indonesia dan akan terus memberikan tempat aman, rasa nyaman untuk kita tinggali.

Dalam pengelolaan sampah pun sebenarnya pengetahuan masyarakat masih kurang. Sejak dulu penggolongan sampah agar mudah di olah tak diterapkan dan kebanyakan masyarakat tak peduli dengan penggolongan dan pengolahan sampah. Padahal banyak negara telah menerapkan sistem tersebut secara menyeluruh dan yang menjadi pembeda dengan Indonesia, sistem tersebut berjalan karena adanya pengetahuan masyarakat tentang penggolongan sampah, seperti sampah organic, nonorganic, basah maupun kering.

Pengetahuan memang hal yang berharga tapi tanpa adanya penerapan semua pengetahuan di dunia ini akan sia-sia. Ilmu pengetahuan tidak hanya sebatas hal yang perlu diingat, dimengerti tetapi juga harus diterapkan dan dimanfaatkan untuk membuat hidup manusia lebih baik. Begitupun dengan masyarakat Indonesia. Tidak hanya sebagai bahan ajar, ilmu pengetahuan sekecil apapun itu harus diterapkan karena tidak ada ilmu pengetahuan yang tidak bermanfaat untuk manusia. Begitu juga dengan ilmu dalam mendidik, membentuk pribadi yang baik pada anak, dan mendarahdagingkan kebiasaan baik pada anak, kebiasaan menjaga kebersihan lingkungan pada khususnya.

Pintar tanpa adanya kebiasaan, kepribadian dan moral yang baik adalah hal yang sia-sia. Tak peduli seberapa bodoh dalam pelajaran, asalkan kita memiliki kebiasaan baik, pribadi yang baik, sikap dan moral yang baik pula. Dengan kebiasaan baik, kita akan menjadi manusia yang lebih bermanfaat di masyarakat juga demi lingkungan.