Blogger Widgets

Senin, 30 Oktober 2017

Jodoh. Kalau dari kitanya ga nyari, gimana?

Assalamu 'alaikum!! #salam ala-ala babe betawi wkwk


'Sangat' lama kita tak bersua.
Sebenernya entri yang lebih 'berbobot' yang lainnya, banyak yang nunggu. Tapi karena waktunya cuma sebentar, kita bahas hal-hal kecil aja deh.



Sebenernya ini lebih ke pertanyaan. Bukan pertanyaan dari aku ke kalian soal "jodoh, kalau dari kitanya ga nyari, gimana?". Iya, pertanyaan dari aku ke kalian, tapi bukan soal itu.
Pertanyaanku, "gimana cara yang tepat menanggapi pertanyaan atau situasi terkait sama itu?"

Yang jelas jawabnya ada dua. Pertama terhadap muslim dan yang kedua terhadap non-muslim.

Kalau muslim sebenernya gampang si. Sebenernya. Kalau dia dikasih ayat Al-Qur'an, diem, ga nimpalin, ga nanggepin dan ga komen lagi. Tapi kalau muslim batu? Eh, terlalu menyingung dibilang batu ya. Maaf. Yaa, yang kayak gitu lah. Ngerti kan. Jadi, kalau muslim yang 'terlalu pintar', dia musti dikasih jawaban yang sama dengan yang kedua. Sama kaya, kalau yang dihadepin non-muslim. Emang jawaban ke yang non-muslim gimana? Ya, logis, masuk akal. Dapat diterima semua otak, intinya. Otak yang bener. Wkwkwk #haduh, ko nulisnya sambil emosi. Sorry sorry. Calm down dulu.



Jadi intinya itu. Kita mencari jawaban yang tepat, ga terbatas cuma satu ya, bisa aja ada banyak, untuk memecahkan pertanyaan diatas. #berasa dikasih soal tes.


Kita ke latar belakang dulu ya. Kenapa permasalahan ga penting ini bisa muncul? Dan apa si sebenernya maksud pertanyaannya. Yang lebih konkret. #ngomong 'konkret' sampe lidahnya digigit.



Latar belakang #inget skripsi XD

Temen, adik kelas lebih tepatnya, udah mau nikah. Adik kelas 1 lagi, lagi pacaran, tapi serius. Sementara aku, emang ga pacaran dan ga ada cowo yang deket sama aku, lebih deket dibanding cowo yang lainnya. Intinya, kalau diliat dari luar ga ada tanda-tanda bakal nikah. Atau, orang ga bisa bayangin nanti aku nikahnya sama siapa. Alhasil, ditanya-tanya deh sama adik kelas tercintah ini.
"Ka, ga ada cowo yang lagi deket sama kaka apa?"
Ya aku jawab engga, kalau deket kaya 'itu' yang kamu maksud.
Pernah suatu kali aku tanya, "maksudmu gimana?"
"ya chatting kaka gitu, nanyain kabar, nanya lagi ngapain"
"Ha? engga" aku respon aja gitu, sambil pura-pura kaget dengan ngasih "ha?" didepan. Meskipun dia ga nanya kenapa reaksiku begitu.
Entah dia pernah nanya atau engga, tapi berasa ditanya "Kaka mau nikah ga si?", "Kaka ada rencana nikah ga si?". #terus gua musti jawab apaaa? XDD

Kemarin rin, itu ke 3 atau kesekian kalinya dia bahas itu ketika ngobrol sama aku. Sempet, pas banget aku lagi nonton filmnya Hanum Rangga, lupa yang mana. Aku tiruin aja perkataannya Rangga. "Kedepan nantinya, orang ga akan liat dari wajah, tapi dari hati dan pemikirannya". Kenapa bisa aku nyambungnya jawab begitu? Karena sebelumnya aku bilang, "pun aku ga pacaran, bukan berarti aku ga berinteraksi sama cowo. Bisa juga nanti dilingkungan kerja contohnya, orang, ga cuma cowo, akan liat kamu dari cara kamu kerja, cara kamu berinteraksi dengan temen kerjamu, bersosialisasi, dan salah satunya menyampaikan pendapat juga. Yang dari situlah kita tahu, "oh,orang ini ternyata pemikirannya kaya gini. Ternyata dia kaya gini". Makanya aku kasih quote Rangga itu.


Teruuus, ada juga seniorku. Dia muslimah baik. Dia posting apa gitu di instagram, jelas bukan foto selfie dia. Boro-boro selfie, foto bareng aja muka dia ditutupin. Dia posting, captionnya dia cerita. Dia ditanya sama orang Jepang, yang intinya, kalau ga salah tangkep, "kalau kamu ga lepas jilbab, orang ga tau cantiknya kamu, mana bisa kamu punya pacar? dan kalau ga punya pacar mana bisa kamu menikah". Dan perdebatan possible, impossible pun dimulai.



Yah, begitulah latar belakang kenapa judul entri aku kali ini itu #nunjuk atas


Sekarang penyelesaiannya yang musti dicari.

Yang sampai saat ini aku pikirkan,

Pertama, tentang pacaran. Yang adik kelasku maksud bukan berarti dia nyaranin aku untuk pacaran si. Tapi ada salah satu temenku yang tanya sama aku gini "kenapa si kamu ga pacaran? Ya aku tau si pacaran itu dosa, tapi asal komitmen menurutku gapapa." Dalam hatiku, "Tu tau dosa kenapa masih dilakuin? Situ kan muslimah". Wkwk. Manusia itu kocak emang. Tapi, siapa si yang punya hati? Siapa si yang bisa jamin, sampai lamaran aja deh, hati dia masih tetep ke kita? Siapa si yang bisa kontrol dunia ini, dunia yang memengaruhi si dia diluar sana? Kita punya kuasa? Kita bisa jamin komitmennya dia?

Kedua, aku ga pacaran pun, bukan berarti aku hikikomori alias mengurung diri di kamar. Aku bersosialisasi. Aku punya temen cowo, ngobrol sama cowo, kerja tim sama cowo, saling curhat juga pernah. #rame-rame ma yang lain yaa. Hati orang, kita ga tau.

Ketiga, masih nyambung sama yang kedua. Kalau 'aku' sii, lebih suka dapat 'jodoh', dari hasil aku paham dengan pemikirannya. Ya, karena tipeku cowo 'cerdas alias mikir' kali ya, wkwk. Dia menyampaikan pendapatnya, dari situ kita tau dia kaya gimana orangnya. Sama kaya, "ada orang yang ketika dia ngomong keliatan begonya". Hmmmmm. Tapi ngomongnya kaya gimana nih? Ngomong apa nih?
Terhadap satu pertanyaan yang sama, kaya contohnya "Apa itu 'hidup' buatmu?", jawaban tiap orang beda-beda. Jawabannya siapa yang masuk hati siapa, ga ada yang tau.

Entah itu selera masing-masing atau gimana, tapi ada yang suka si dia karena baik dan sebagainya. Asli karena sifat, sikapnya. Ada juga yang ingin dipertemukan dengan orang yang memang dia memikir soal hidupnya. Siapa dia? Ia ingin dianggap apa oleh dunia? Bagaimana ia memikirkan tentang sekelilingnya? Apa yang telah dan akan ia lakukan? Juga, untuk apa dan untuk siapa ia hidup?

Yaaa, memang soal selera.


Keempat, adalah yang baru kemarin terlintas.
"Kaka ga pernah apa chattingan sama cowo, nanyain kabar, lagi ngapain"
Dalam hati, tu cowo pengangguran ya? Ga punya kerjaan banget. Sumpah deh, akhir-akhir ini kalau mikirin obrolan kami (aku dan adik kelasku itu), lucu juga. Lucu sama orang yang pacaran. Ga punya kerjaan banget si. Wkwkwk. Maaf maaf. Bukan hal yang seharusnya aku lontarkan.
Tapi bener kan? Ditambah lagi adik kelasku itu tanya "ga ada yang modusin kaka apa?". What? Modusin? Sumpah. 暇人だなぁ。Pengangguran banget.

Akhirnya aku membuat alibi, "cowo-cowo yang aku kenal itu cuma ada dua tipe. Yang serius akan hidupnya alias langsung lamar dan yang pacaran. Ga ada yang ditengah-tengah".

Huft. Antara cape tapi gimana ya? XD Sedih. Wkwk



Emang dasarnya aktivitas mereka beda sama aku si. Bukan aktivitas aja si. Pergaulan, temen. Kami mahasiswa yang beda tipe. Wkwk. Maksudnya gimana?
Aku organisasi. Mereka engga.
Otomatis temenku lintas jurusan lintas fakultas bahkan univ. Mereka temen-temen jurusan aja. Bahkan prodi.
Temen-temenku aktivis yang bergelut dengan berbagai macam orang dengan pemikiran berbeda yang lahir dari fakultas masing-masing. #meskipun aku bukan. Wakakakak. Mereka yaaaa, gitu lah.
Plus, tuntutan dari keluarga juga kerja, bukan nikah. Ga kaya mereka.


Tapi aku beruntung karena bukan orang yang cuma bergaul di satu sisi. Aktivis, temennya aktivis semua. Mahasiswa kupu-kupu, kupu-kupu semua. Alhamdulillah aku engga. Tengah-tengah lah. XD
Kalau kalian tipe yang mana? Haha


Alhasil, apa ya? Hmmmmmmm, gitu deeeh (belum nemu kesimpulannya. next time. Key?).

Intinya soal jodoh, pernah ditanya juga dan ini jadi jawabanku ketika itu. Cukup fokus untuk jadi pribadi yang lebih baik. Pribadi lebih baik gimana nih? Tentu sosialnya baik, paham ga warga satu RT? Kenal ga? Banyak teman dan disenangi kah? Gitu ga si?

Terutama buat muslim, jadi muslim yang baik. Agen Islam yang baik. Meskipun aku juga belum. Gapapa, belajar. Pembelajar itu pasti salah. Jangan takut salah. Tinggal diperbaiki aja. Ga susah. #semangatin diri sendiri juga. ;p

Aktif, total dan loyal dalam aktivitas kita saat ini. Totalitas dengan apa yang sedang kita kerjakan saat ini. Syukur kalau aktivitasnya untuk kepentingan masyarakat, kepentingan bersama.

Dengan begitu, orang akan senang dengan kita. Senang bergaul dengan kita. Senang hati untuk ikut hal-hal baik yang kita lakukan meskipun itu kecil. "Jadi orang penting itu memang baik. Tapi jadi orang baik, itu yang terpenting", katanya.

#Aku suka orang baik! ^__^


Apalagi Indonesia krisis orang tua cerdas. Pendidikan di Indonesia sedang sangat, sangat mengkhawatirkan. Bukan pendidikan di sekolah ya, tapi pendidikan dalam keluarga. Makanya, ayo kita berdoa, semoga kita semua bisa jadi orang tua yang 'cerdas'. #silahkan pelajari uraiannya sendiri. XP. Terutama cewe. We, sudah kewajiban seorang ibu itu harus cerdas! Berat ya? Emang.



Yah, begitu. Maksud kan? Intinya aku belum bisa memberi jawaban yang bikin mereka diam. XD
Yaa, ga maksud untuk kayak gitu juga sii. Cuma pingin nemuin jawaban diri sendiri aja. ^_^


Kepikir dari dulu juga si,
Apa yang sebaiknya aku katakan ketika ditanya "kenapa ga pacaran?", "kenapa ga deket sama cowo?", "kenapa ini?", "kenapa itu?". Mungkin ini tes buat aku, karena sebenernya kejadian nyata yang bisa menjawab itu, banyaak. Kaya contohnya yang ga pacaran tapi tetep bisa nikah, ada. Bahkan yang kenalan cowonya cuma dikit. Hanya saja kali ini, aku punya jawabanku sendiri atau ga? Yang logis pasti. Bisa diterima semua orang.


Oh ya, keinget juga manga alias komik strip yang dibuat murid waktu Lomba Manga Bulan Bahasa di SMA 110 Jakarta. Cowo suka ma cewe, tapi milih buat ga 'nyentuh' karena "itulah caraku menjagamu". Ecieeee. XD Pas udah nikah cewenya tau perjuangan si cowo buat dia, hidup bener, cari kerja, nabung buat nikah, so sweet yak? Wakakaka. Gini-gini saya tau romance boos. XD


Udah lah, jadi ngelantur.
Ok, karena judulnya aku mencari jawaban, kali ini bener-bener deh, aku pingin denger pendapat kalian. Pun kalian bukan dikubuku #wkwk, gapapa Silahkan berkomentar ya. Terbuka dengan pendapat semua orang ko. Alhamdulillah aku orang yang pandai menghargai pendapat orang lain. Aamiin.

Ok. Ditunggu yaaa.



Wassalamu 'alaikum. ;)b