Blogger Widgets

Kamis, 11 Juni 2015

My Brother - Arti Kasih Sayangnya Untukku

Entah sejak kapan..
Aku melihat di televisi kisah tentang 2 bersaudara, laki-laki, yang membuatku iri. Sang kakak sangat menyayangi sang adik. Bahkan hal gila dan tak terpikirkan orang-orang, hal yang benar-benar luar biasa cerdas sekaligus.. menyakitkan, sang kakak lakukan hanya demi keselamatan sang adik. Adiknya, selalu hal tentang adiknya yang ada dalam pikirannya. Sayang yang hingga seperti itu. Aku selalu iri. Selalu. Tidak sepenuhnya iri.. bukan iri yang buruk. Hanya saja, aku jadi ingin seperti mereka. Ya. Selalu. Hingga sekarang.


Hingga sekarang, aku selalu berharap, berdoa pada Tuhan agar Ia memberiku keajaiban. Aku memiliki seorang kakak laki-laki seperti orang dalam kisah itu. Kakak yang cerdas, pintar, hebat, kuat, dan sangat menyayangi sang adik. Orang yang akan menjadi pahlawan bagiku, adiknya. Selalu. Hingga sekarang, bahkan di usiaku yang ke 21 aku masih berdoa dalam diam, berharap.




Tapi kau tahu, tulisan seseorang sedikit memberi bisikan padaku.


Memang, kita pasti selalu menginginkan seseorang menyayangi kita. Entah kasih sayang dari orang tua, teman-teman dan sahabat, guru, kakek nenek, bibi, paman ataupun saudara kandung. Semua orang ingin dan berhak mendapatkan kasih sayang bukan? Dan ketika orang disekelilingmu itu aku tanya, “apa kalian menyayanginya?”, tidak mungkin mereka menjawab tidak. Tapi kenapa kau, ah, maaf, aku, masih sering berdoa agar memiliki kakak laki-laki yang sayang dan mau menjagaku?



Aku tantang kau mengatakan pada saudara kandungmu, “Aku sangat menyayangimu”. Ya. Malu, terkadang. Ya.. untuk beberapa orang bukan malu sepertinya. Asing. Aneh. Karena budaya kita, budaya di keluarga Indonesia, tidak pernah dibiasakan untuk mengucapkan itu pada saudara. Dari kata-kata yang hanya 2 kata, "aku menyayangimu", saja pun tidak, bagaimana dengan perbuatan?
Seperti selalu mengawasi sang adik, selalu mencari tahu masalah yang dihadapi sang adik walau dengan gensinya sang adik tidak mau menceritakan dan berkata “kakak bawel deh.. aku bisa atasi ini sendiri” tapi sang kakak akan mencari tahu dengan cara lain hanya demi membantu sang adik, atau selalu menyokong, memberi dukungan dan bersedia membantu ketika adik meminta, saja sudah cukup. Lebih dari cukup agar ia tahu.. betapa sang kakak sangat menyayanginya. Ya.. walau dilihat sepertinya menyatakan dengan perbuatan lebih mudah dibanding harus mengatakan secara langsung.


Sementara rata-rata kakak beradik di Indonesia? Mungkin berkelahi, berebut kue, berebut mainan, berebut remote televisi, berebut buku baru, berebut pakaian baru, ok. Cukup. Hm,.. dimana kasih sayangnya? Entahlah. Walau terkadang seharusnya kita berpikir, "dibalik semua itu, sebenarnya saudara kita menyayangi kita". Ia yang lebih mengerti kita. Ia tempat kita mencurahkan isi hati tanpa kita sadari. Ia tempat kita melampiaskan kekesalan saat sedang marah pada orang lain. Ia yang selalu ada untuk kita, dari pagi hingga pagi lagi. Ia. Bukan teman atau sahabat. Terkadang aku ingin membuang ‘teman’ jika sudah berpikir seperti ini.

Ya.. yang menjadi pertanyaan, bagaimana cara mendapatkan rasa sayang yang tertutupi banyak kenakalan itu bukan? XD






Aku kakak dari seorang anak laki-laki berumur 20 tahun. Dan saat ini kami menimba ilmu ditempat yang berbeda. Terkadang aku merindukannya juga. Walau nantinya ketika liburan kami pulang ke rumah dan kembali bertengkar. Juga, sibuk dengan teman masing-masing. Itu yang paling menyakitkan. Jujur.
Terkadang, aku berpikir, mungkin lebih seru jika sama-sama laki-laki. Satu hobi, satu minat, sehingga ia lebih senang menghabiskan waktu dengan teman-temannya.


Disamping keinginanku memiliki kakak laki-laki, terkadang penyesalan muncul ke permukaan, menyadarkanku. Aku bukan kakak yang baik. Aku gagal menjadi seorang kakak. Membimbing, mengawasi, dan menjaga adikku saja aku tidak bisa, bagaimana jika aku punya anak nanti? Berat ya, jadi kakak.
Terkadang aku juga kecewa kenapa terlalu cepat ia tumbuh, padahal aku belum pandai, aku belum mengerti apa artinya menjaga adik, aku belum paham benar cara apa yang baik untuk mengajarinya matematika, tapi aku harus berpikir keras, bagaimana agar adikku punya masa depan yang cerah.





Penyesalan selalu datang diakhir. Memang benar dan akan selalu begitu. Sekarang, hadapi apa yang ada di depanmu. Jangan menerapkan cara yang kau pikir, “dulu seharusnya aku memakai cara itu”.. "Dulu". Itu dulu. Sekarang? Dia sudah tumbuh dewasa. Ia bukan anak kecil lagi. Ia sudah bisa memilih jalannya sendiri. Ia lebih mengerti dirinya. Tapi aku tak ingin menyerah untuk selalu ada di sisinya, selalu mengawasinya, selalu mendukungnya, selalu ada saat ia butuh bantuanku. Karena aku menyayanginya, bagaimana pun ia.


I'm not giving up on you
(Tadashi Hamada and Hiro Hamada - Big Hero 6)


Untuk adik kecil kalian, aku harap kalian bisa belajar. Jangan melakukan kesalahan seperti yang aku lakukan. Oh iya, satu lagi, memanjakannya bukan bentuk kasih sayang ya.. Ingat itu. ;)b


Dan,, Hi, malaikat kecil. Percayalah, apapun yang ia lakukan, itu hanya untukmu. Untukmu seorang.



俺がお前をずっと愛している
Itachi Uchiha and Sasuke Uchiha - Naruto Shippuuden





お兄ちゃん、大好き。



Jaya Indonesiaku!

Salam. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar